07 Oktober 2010

Kenapa obat ada yang 4x, 3x, 2 x, sehari?

Bismillah

Kenapa sih obat ada yang 4x, 3x, 2x atau berapa kali sehari? kenapa sehari satu kali aja? kalau lupa minum obat boleh ga didouble? terus 3x sehari itu waktu minumnya terserah atau ada aturannya?

Petanyaan-pertanyaan di atas acapkali muncul ketika pasien menerima obat, dan saat itulah seorang farmasis berkewajiban menjelaskan.

Obat memiliki rejimen dosis, yaitu besarnya dosis dan frekuensi pemberian per harinya, misalnya dosisi rejimen parasetamol sebanyak 500mg per hari (Farmakope III). Tujuan dari dosis rejimen ini untuk memberikan efek terapi yang maksimal, nyaman, dan ekonomis. Obat memiliki dosis maksimal dan dosis minimum, misalnya Codein memberikan efek terapi dengan dosis 5 mg per hari, bila diberikan 1 mg.hari tidak memberikan efek terapi, namun bila melebihi dosis dapat bersifat toksik.

Kenapa sih obat ada yang 4x, 3x, 2x atau berapa kali sehari?
Tiap obat yang kita kosumsi akan terditribusi ke dalam jaringan-jaringan sesuai reseptor yang dituju oleh obat, saat terdistribusi hingga menghasilkan efek terapi tiap obat berbeda-beda tergantung tubuh pasien dan formulasi obat. Setelah obat memberikan efek terapi kadarnya akan berkurang tiap jamnya, maka dari itu harus diberi dosis ulang sebelum menyentuh kadar minimum. Frekuensi pemberian obat ditentukan oleh waktu pengurangan obat tersebut yang biasa disebut waktu paruh.


Kalau lupa minum obat boleh ga didouble? terus 3x sehari itu waktu minumnya terserah atau ada aturannya?
3x sehari berarti pasien harus meminum obat tiap 24/3 = 8 jam sekali. Bila kelupaan/ puasa obat tidak boleh didouble karena dikhawatirkan bisa melebihi dosis maksimum.

Sekian  untuk kali ini, tunggu posting selanjutnya